7 Cara Menjadi IT Programmer di Startup bagi Fresh Graduate
Date: 20 October 2021
Author: Doddy Dwi Wahyuwono
Prospek kerja IT Programmer di Indonesia, bahkan secara global, saat ini sangat menjanjikan.
Dengan demand yang tinggi dan supply yang cukup terbatas, kandidat yang kompeten di bidang IT pun jadi incaran perekrutan berbagai perusahaan.
Apalagi perusahaan startup.
Tentunya, hal ini menjadi kabar menggembirakan bagi fresh graduate dan mahasiswa jurusan IT.
Meskipun secara teori harusnya masa depan para mahasiswa dan fresh graduate ini menjanjikan, namun sayangnya realita tidak berkata demikian.
Hal ini dikarenakan lulusan IT di Indonesia dinilai belum siap kerja.
Penyebabnya beragam, mulai dari kurangnya kualifikasi hingga kurangnya pengalaman.
Namun, bagiamana solusi agar para fresh graduate di bidang IT ini menjadi siap kerja?
Berikut 7 cara menjadi IT Programmer di startup bagi fresh graduate.
Daftar Isi
- Cara Menjadi IT Programmer di Startup bagi Fresh Graduate
- Pahami dulu tim dan masing-masing fokusnya
- Ketahui bidang industri startup dan tools yang dibutuhkan
- Kuasai setidaknya 1 bahasa pemprograman, pahami setidaknya 2
- Pelajari berbagai metodologi pemrograman
- Ketahui cara membuat clean code
- Pahami alur kolaborasi kerja dalam tim dan antar tim
- Miliki berbagai portofolio dan pengalaman berproyek
- Kesimpulan
Cara Menjadi IT Programmer di Startup bagi Fresh Graduate
Guna memenuhi kebutuhan IT dunia industri yang beragam, khususnya di perusahaan startup, fresh graduate jurusan informatika memerlukan usaha ekstra.
Baik dalam memahami budaya dan bidang kerja suatu perusahaan, juga dalam meningkatkan serta mengoptimasi skill yang dimiliki.
Tentunya, ada banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk memenuhi hal ini.
Di antaranya, berikut 7 cara menjadi IT programmer di startup khusus bagi fresh graduate.
Pahami dulu tim dan masing-masing fokusnya
Sebelum melamar kerja di perusahaan startup, baiknya kamu memahami dulu berbagai tim IT yang ada beserta masing-masing fokusnya.
Hal ini sangat penting agar kamu tahu apa yang nantinya akan kamu lakukan, pun agar kamu tidak merasa salah profesi.
Umumnya, di suatu startup, tim IT terdiri atas 4 bagian, yaitu:
- Development team
Tim ini adalah yang paling umum menjadi destinasi para fresh graduate.
Seperti namanya, tim ini berfokus pada pengembangan software dan aplikasi yang digunakan oleh internal user dari perusahaan maupun external user (klien).
Beberapa contoh posisi pada development team ialah software engineer (front-end developer, back-end developer), dst.
- Operational team
Operational team memegang posisi kedua sebagai destinasi fresh graduate setelah bagian development.
Fungsi tim ini ialah guna memastikan, menjalankan, dan memonitor segala kebutuhan operasional suatu perusahaan.
Contohnya seperti menyiapkan Virtual Machine, web server, dan memastikan web maupun mobile app dapat diakses oleh end user.
Beberapa contoh posisi pada operational team ialah cloud engineer, system administrator, network engineer, dst.
- Analyst team
Analyst team merupakan tim IT yang popularitas sedang naik daun belakangan ini.
Layaknya pekerjaan analyst pada umumnya, tim ini merencanakan hingga merekomendasikan berbagai hal yang berpengaruh pada pengambilan keputusan tim IT hingga suatu perusahaan secara utuh.
Beberapa contoh posisi pada analyst team ialah system analyst, data analyst, data scientist, dst.
- QA & QC team
Bagian QA dan QC akan memonitor proses kerja tim IT, mulai dari awal pengembangan hingga melakukan testing di akhir, sebelum akhirnya menyatakan produk atau aplikasi sudah layak pakai.
Tim QA atau QC saat ini sudah berevolusi dibandingkan dulu, dan beberapa perusahaan juga mengintegrasikan QA dengan bagian cybersecurity.
Sehingga, saat ini, beberapa fokus tim QA meliputi quality assurance, quality control, cybersecurity, security operation center, dst.
Ketahui bidang industri startup dan tools yang dibutuhkan
Setiap startup, secara spesifik, bekerja di bidang industri tertentu atau bisa dibilang unik.
Contohnya ada fintech, edtech, general software house, e-commerce, dan banyak lagi.
Tentunya, dengan beragamnya bidang industri berbasis teknologi digital ini, tools yang mencakup platform dan software yang digunakan pun bermacam-macam.
Kalau kamu ingin masuk atau sedang mencoba melamar kerja di bidang industri tertentu, kamu harus paham dulu berbagai tools yang mereka gunakan.
Pasalnya, tools ini perbedaannya tidak hanya dari segi teknisnya saja.
Namun, tools biasanya juga berkaitan langsung dengan beragam teori atau cara kerja dari bidang industrinya.
Misalnya saja fintech, ada teori-teori keuangan dan perbankan yang harus dipahami juga dalam penggunaan toolsnya, yang mana tidak dipelajari kalau kamu bekerja di edtech.
Kuasai setidaknya 1 bahasa pemprograman, pahami setidaknya 2
Ada banyak sekali bahasa pemrograman yang telah diciptakan saat ini, dengan masing-masing yang memiliki fungsi, kelebihan, dan kekurangan tersendiri.
Namun, dari banyaknya bahasa pemrograman ini, banyak sekali fresh graduate IT yang berpuas diri memahami 1 bahasa pemrograman saja.
Biasanya PHP atau Java.
Hal ini sering menjadi nilai minus bagi fresh graduate IT karena startup banyak membutuhkan kandidat yang memahami setidaknya 2 bahasa pemrograman.
Sebabnya, posisi yang berbeda memerlukan bahasa pemrograman yang berbeda pula.
Misalnya, database administrator perlu memahami SQL, data scientist dan data analyst perlu memahami Python, back-end developer perlu memahami Ruby, dst.
Namun, kalau kamu baru fresh graduate dan mengejar posisi junior, kamu tidak wajib super mahir dalam kedua bahasa pemrograman pilihanmu.
Kuasai satu, namun setidaknya pahami dua. Hal ini akan menjadi nilai tambah dalam perekrutan.
Pelajari berbagai metodologi dan prinsip pemrograman
Berbagai inovasi dalam metode pemrograman terus diperbarui guna menciptakan cara kerja yang lebih efektif dan efisien.
Namun, sayangnya, inovasi-inovasi baru ini cukup jarang dikenali oleh para fresh graduate di bidang IT.
Umumnya, yang mereka pahami ialah apa yang diajarkan di perkuliahan (biasanya SDLC metode waterfall).
Padahal, ada beberapa metode yang saat ini sudah marak digunakan dan kadang diwajibkan dalam dunia kerja, seperti:
- Scrum
Scrum adalah framework sederhana dalam Agile Methodology untuk software development, mencakup development, delivery, dan sustainability sebuah produk.
Scrum diciptakan sesederhana mungkin guna mengakomodir masalahan yang kompleks dan cenderung berubah-ubah.
- CI/CD
CI (Continuous Integration) dan CD (Continuous Delivery/Deployment) pipeline adalah bagian dari DevOps, satu teknik atau prinsip integrasi dan penyebaran atau peluncuran software secara berkelanjutan yang lebih aman, terstruktur, dan otomatis.
CI/CD membantu developer dan tester dalam merilis atau memperbarui produk secara lebih efektif dan efisien dengan menghadirkan cara kerja otomasi khususnya pada fase development.
- RAD
RAD (Rapid Application Development) sifatnya tidak jauh dari metodologi Agile, di mana adaptasi pada permasalahan yang kompleks dan berubah-ubah lebih diutamakan ketimbang keseluruhan perencaan pra-pengembangan.
Umumnya, RAD terdiri atas 3 fase yang terus berulang, yakni RED (penulisan kode untuk tes), GREEN (penulisan dan pemilihan kode yang berhasil saat tes), dan REFACTOR (optimasi kualitas kode).
Ketahui cara membuat clean code
Fresh graduate lulusan IT tentu bisa menulis kode pemrograman.
Entah efektif atau tidak, selama suatu program atau aplikasi dapat berjalan, maka bisa dinyatakan bahwa kode ini “berhasil.”
Sayangnya, cara yang asal-asalan seperti ini tidak dapat diterapkan di dunia kerja.
Meskipun bad code dapat berfungsi, namun jika kode tersebut tidak clean, maka hal ini akan menghambat kinerja tim di kemudian hari.
Kode yang tidak dituliskan secara rapi akan sulit untuk dibaca dan dipahami, sehingga memakan waktu jika ada update, maintenance, maupun kebutuhan lainnya yang memerlukan tim membaca ulang kode.
Untuk itu, penting bagi fresh graduate IT memahami perbedaan kode yang baik dan buruk, serta tahu bagaimana cara mengoptimasinya menjadi clean code.
Pahami alur kolaborasi kerja dalam tim dan antar tim
Dalam suatu perusahaan, meskipun seseorang tahu segala hal, bukan berarti ia juga yang harus mengerjakan semuanya.
Kultur kerja startup menitikberatkan sistem kolaborasi, baik dalam tim maupun antar tim, demi terciptanya alur kerja yang lebih efektif dan efisien.
Untuk itu, sangat penting bagi fresh graduate yang baru hendak memasuki lingkungan kerja guna memahami alur kolaborasi ini.
Sebenenarnya, memahami hal ini tidak susah selama kamu sudah mengerti bagian-bagian IT apa saja yang ada di startup beserta setiap fungsinya.
Miliki berbagai portofolio dan pengalaman berproyek
Yang terakhir ialah cara guna berhasil dalam melamar dan wawancara kerja.
Meskipun lulusan jurusan IT sangat dibutuhkan, namun ketahuilah bahwa lulusan IT bukan hanya kamu saja.
Persaingan tetap saja masih ketat, dan tidak hanya dengan sesama fresh graduate. Kadang kamu juga harus berkompetisi melawan mereka yang sudah lebih berpengalaman.
Untuk itu, ada nilai jual lain yang bisa kamu tawarkan.
Salah satunya ialah portofolio dan pengalaman berproyek yang bisa kamu dapatkan dari magang atau mengambil pekerjaan freelance.
Guna mengetahui cara melamar kerja yang baik, kamu bisa baca artikelnya di sini. Kamu bisa juga membaca cara menuangkan kualifikasimu dalam CV secara tepat di sini.
Kesimpulan: Cara Menjadi IT Programmer di Startup bagi Fresh Graduate
Sebagai kesimpulan cara menjadi IT Programmer di startup, fresh graduate harus:
- Pahami dulu tim dan masing-masing fokusnya
- Ketahui bidang industri startup dan tools yang dibutuhkan
- Kuasai setidaknya 1 bahasa pemprograman, pahami setidaknya 2
- Pelajari berbagai metodologi pemrograman
- Ketahui cara membuat clean code
- Pahami alur kolaborasi kerja dalam tim dan antar tim
- Miliki berbagai portofolio dan pengalaman berproyek
Sebagai tambahan, menurut Yohanes Jhon Herels Boyoh, Assistant Manager di IT Development SPE Solution, ada hal yang lebih fundamental sebelum melakukan 7 hal tersebut.
“Kenali dulu apa saja yang ada di IT dan yang dibutuhkan di dunia kerja. Jangan hanya fanatik di satu bidang, satu cara, atau satu bahasa pemrograman saja. IT itu sangat luas.”