7 Cara Membuat CV Lamaran Kerja bagi Fresh Graduate
Date: 15 October 2021
Author: Doddy Dwi Wahyuwono
Salah satu tantangan yang dihadapi fresh graduate ketika melamar kerja ada di bagian pembuatan curriculum vitae (CV).
Selain dari segi desain, kadang fresh graduate juga bingung dalam membuat kontennya.
Hal ini karena seringkali mereka merasa tidak punya cukup banyak informasi untuk ditampilkan, seperti pengalaman kerja contohnya.
Padahal, informasi-informasi seperti ini yang sangat menentukan nasib diterima atau tidaknya lamaran kerja.
Namun, bukan berarti fresh graduate tidak bisa membuat CV yang menarik dan sarat informasi. Ada caranya.
Jika Anda ialah salah satu fresh graduate atau job seeker yang kesulitan membuat CV untuk melamar kerja, berikut adalah tips cara membuat CV lamaran kerja yang tepat bagi Anda.
Daftar Isi
- Cara membuat cv lamaran kerja bagi fresh graduate
- Pilih dan masukkan informasi yang tepat
- Spesifikkan informasi di CV, tidak perlu dibuat detailnya
- Buat penjelasan yang berorientasi ke hasil
- Tuliskan kata-kata pertama yang menarik di bagian atas CV
- Gunakan desain yang unik dan jelas
- Susun informasi agar mudah discan, tidak hanya dibaca
- Lampirkan portofolio yang mendukung
Cara membuat CV lamaran kerja bagi fresh graduate
Meskipun Anda tidak memiliki cukup banyak pengalaman kerja, Anda masih bisa memiliki CV yang menarik dan berkualitas.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan untuk membuat CV lamaran kerja ialah sebagai berikut.
Pilih dan masukkan informasi yang tepat
CV yang baik adalah CV yang padat, dalam artian mengandung informasi yang tepat.
Guna mengetahui informasi apa saja yang tepat untuk dimasukkan ke dalam CV, Anda harus mengetahui dulu tujuan dikirimkannya CV ke perusahaan apa dan bidang kerja apa.
Hal tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan tidak hanya untuk menentukan jenis informasinya saja, namun juga porsi penjelasannya.
Misalnya, Anda ingin melamar sebagai desainer.
Akan sangat baik jika Anda dapat memberikan informasi terkait design tools yang bisa dioperasikan beserta skill apa saja yang menunjang kualifikasi Anda sebagai desainer.
Tetapi, jika Anda melamar sebagai seorang staff digital marketing, Anda boleh saja mencantumkan informasi skill desain Anda.
Namun, Anda tidak perlu menjabarkannya. Lebih baik gunakan space yang ada untuk memberikan informasi lain yang lebih relevan dengan bidang yang Anda lamar.
Beberapa informasi yang wajib ada di CV Anda ialah:
- Data pribadi: nama, domisili, tempat tanggal lahir
- Riwayat pendidikan: terkadang Anda tidak perlu mencantumkan riwayat SD dan SMP sederajat
- Pengalaman: bisa pengalaman berorganisasi, magang, kerja baik fulltime, part time, maupun freelance
- Kualifikasi: daftar skill yang dikuasai, sertifikasi, maupun prestasi jika ada
- Kontak: nomor telepon/WhatsApp, email, akun Linkedin
Selain informasi wajib tersebut, ada juga beberapa informasi yang bisa Anda sertakan, seperti:
- Biografi: perkenalan singkat dalam 1 paragraf, biasanya terdiri atas 3 – 4 kata
- Selling point: mengapa Anda kandidat yang tepat untuk perusahaan tersebut, biasanya berupa list
- Hobi: beberapa perusahaan seringkali menanyakan terkait hobi Anda guna mengetahui seperti apa Anda secara personal
- Referensi: rekomendasi singkat dari orang yang pernah bekerja dengan Anda
Spesifikkan informasi di CV, tidak perlu dibuat detailnya
Salah satu kesalahan fatal dalam pembuatan CV ialah tidak spesifiknya sebuah informasi.
Dua hal yang umum terjadi kasus ini ialah penjelasan pengalaman dan kualifikasi.
Seringkali, pengalaman kerja atau proyek hanya dituliskan nama perusahaan dan tahun bekerjanya saja.
Atau, yang parah ialah bagian kualifikasi.
Sebagai contoh, Anda mampu berbahasa Inggris, lalu Anda menampilkan kemampuan Anda dengan bintang.
Ada mengisi 4 dari 5 bintang.
Yang jadi pertanyaan, apa parameternya sehingga bisa 4 bintang? Apa saja indikator penilaiannya yang membuat skill Anda bisa bintang 4?
Secara visual memang menarik, namun secara konten dan konteks ia tidak spesifik. Tidak menjelaskan apapun secara akurat.
Beberapa solusi yang bisa dilakukan ialah mencantumkan skor tes atau sertifikasi yang relevan.
Jika Anda tidak memilikinya, Anda bisa mencantumkan durasi Anda “akrab” dengan skill tersebut.
Misalnya, skill editing menggunakan Adobe Photoshop.
Anda bisa mencantumkan berapa lama Anda sudah menggunakan Photoshop, dan untuk tujuan apa saja.
Misalnya 5 tahun, untuk membuat digital banner, product mockup, photo editing, dsb.
Dengan begini, Anda memberikan standar penilaian jelas terhadap skill Anda, sehingga perusahaan juga bisa mengestimasi secara jelas kemampuan Anda.
Buat penjelasan yang berorientasi ke hasil
Kesalahan lain dalam pembuatan CV ialah pada tiap deskripsi. Terutama deskripsi pengalaman.
Kebanyakan kandidat hanya menuliskan daftar pekerjaan yang dilakukan.
Parahnya lagi, ada yang hanya menuliskan nama perusahaan dan tahun bekerjanya saja.
Yang benar, Anda harus membuat deskripsi yang berorientasi pada dampak.
Tentunya dampak yang spesifik, yang bisa diukur pula.
Contohnya adalah deskripsi pengalaman kerja sebagai content writer berikut.
Jika sebelumnya Anda menuliskan
PT SOLUSI ABCDEF (2020 – 2021)
Content writer
Description:
- Menulis 5 artikel setiap minggu dengan topik ekonomi
- Menulis 1 ebook setiap bulan tentang ekonomi digital
- Membuat monthly newsletter
Anda bisa mengubahnya menjadi
PT SOLUSI ABCDEF (2020 – 2021)
Content writer
Description:
- Menulis 5 artikel ekonomi per minggu dengan rata-rata pembaca 50/bulan, longtail keyword di laman 1 Google, dan panjang artikel ±1000 kata
- Menulis 1 ebook per bulan tentang ekonomi digital, yang rata-rata mampu mendatangkan 250 traffic dan minimal 50 downloads
- Membuat monthly newsletter dengan rata-rata open rate sebesar 22%
Dengan demikian, perusahaan akan tahu dampak apa yang bisa Anda hasilkan jika Anda diterima bekerja.
Namun, penjelasan yang spesifik ini tentunya akan memakan tempat di CV.
Maka dari itu, sangat direkomendasikan untuk hanya menampilkan deskripsi pekerjaan utama dan paling berdampak, serta sesuai dengan pekerjaan yang Anda lamar.
Tuliskan kata-kata pertama yang menarik di bagian atas CV
Tahukah Anda bahwa 80% orang hanya membaca judul saja?
Data ini tidak hanya berlaku pada artikel atau berita, namun juga CV Anda.
Meskipun tidak sepenuhnya tepat, namun bagian header dari sebuah CV ialah hook Anda, atau hal yang menentukan engagement dan interest pembaca ketika membaca CV Anda.
Guna membuat orang tertarik membaca segala informasi di CV Anda, akan sangat baik jika Anda bisa membuat header yang menarik. Salah satunya dengan menggunakan kata-kata yang tepat.
Gunakan kata-kata yang singkat dan padat, lalu highlight kata-kata tersebut.
Salah satu yang bisa Anda highlight adalah fakta tentang Anda.
Misal, Anda ingin menjadi programmer. Anda bisa menuliskan “Mastering 2 programming language, on the way to the third.”
Anda juga bisa menggunakan kata-kata yang catchy.
Misal, Anda ingin menjadi UI/UX Designer. Anda bisa menuliskan “User-experience builder that builds from experience”
Jika perusahaan yang Anda lamar bersifat lebih casual, Anda bisa juga menggunakan kata-kata yang playful.
Misal, Anda ingin menekankan kemampuan bekerja dalam tim. Anda bisa menuliskan “There’s I in every successful collaboration”
Gunakan desain yang unik dan jelas
Dalam pembuatan CV lamaran kerja, banyak kandidat mengandalkan template-template CV gratis yang tersedia di internet.
Sebenarnya tidak salah, namun berapa banyak kandidat yang mengandalkan cara yang sama pula?
Hal ini akan membuat CV terlihat tidak stand out dibandingkan dokumen CV lainnya.
Akan sangat baik jika Anda dapat membuat desain CV yang unik dan sifatnya personalized berdasarkan jenis pekerjaan yang Anda lamar.
Misalnya, membuat CV bertema website bagi UI/UX Designer atau bertemakan media sosial bagi Social Media Specialist.
Berikut adalah beberapa contoh CV yang unik secara desain, sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilamar.
Contoh desain CV programmer
Contoh desain CV lamaran kerja dengan tema Spotify
Contoh CV kerja di bidang kreatif
Meskipun desain CV memiliki peranan penting, ada baiknya juga jika tidak melupakan esensi CV, yaitu kejelasan informasinya.
Pasalnya, percuma saja jika tampilannya menarik namun informasinya tidak jelas.
Hal ini karena penerima CV yang utama ialah bagian HR, bukan user.
Susun informasi agar mudah discan, tidak hanya dibaca
Kejelasan informasi menjadi poin penting dalam pembuatan CV.
Namun, jelas saja tidak cukup. CV sebaiknya harus dapat dibaca informasinya secara jelas dalam waktu yang relatif singkat.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami bagaimana cara kerja otak manusia untuk memindai informasi, atau scanning.
Beberapa yang bisa diterapkan adalah penggunaan bold, italic, underline, strikethrough, highlight, dan beberapa teknik tipografi lainnya.
Beberapa teknik tipografi ini mampu menekankan informasi penting yang dengan mudah dapat dibaca dalam sekali pandang.
Selain itu, bisa juga dengan menggunakan layouting yang tepat.
Anda bisa menerapkan pola baca Z atau F yang merupakan pola baca sebagian besar orang.
Dengan begini, tidak hanya Anda membuat CV lebih menarik, namun juga memudahkan HRD dalam mengekstrak informasi pada CV Anda.
Lampirkan portofolio yang mendukung
Portofolio menjadi faktor penentu yang tidak kalah penting dalam CV.
Anda bisa menampilkan hasil akhir portofolio Anda di CV atau melampirkannya jika memungkinkan.
Jika sebagai fresh graduate Anda tidak memiliki pengalaman kerja yang bisa dijadikan portofolio, Anda bisa menyusun portofolio dari pengalaman magang atau freelance.
Namun, kalau Anda pun tidak memiliki keduanya, Anda bisa membuat portofolio dari proyek personal yang Anda kerjakan atau hobi, jika memang sesuai dengan bidang yang Anda lamar.
Atau, kalau tidak punya, Anda bisa menciptakan sample portofolio yang setidaknya memberi gambaran seperti apa kemampuan Anda.
Meskipun portofolio bukanlah hal yang wajib ada pada CV, namun portofolio bisa menjadi nilai tambah bagi Anda.
Terlebih jika Anda sudah memasuki sesi wawancara dengan user.