Share

7 Cara Optimasi Profil LinkedIn Agar Auto Dilirik HRD

7 Cara Optimasi Profil LinkedIn Agar Auto Dilirik HRD
Date: 11 April 2022
Author: Doddy Dwi Wahyuwono

Siapa sih yang tidak suka profil LinkedIn-nya nampak apik dan ramai diintip pengguna LinkedIn lainnya?

Besar kemungkinan, hampir seluruh pengguna LinkedIn menginginkan hal tersebut. Selain agar terlihat lebih profesional sebagai pekerja, profil LinkedIn yang rapi juga mampu menjadi jalan menuju oportunitas lainnya di dunia kerja.

Karenanya, profil LinkedIn sebaiknya tidak ditata sembarangan. Profil LinkedIn perlu dioptimasi agar auto dilirik pengguna lainnya, terutama HRD. Bahkan, tidak hanya dilirik, namun juga dihubungi.

Nah, bagaimana sih caranya? Simak selengkapnya di artikel ini.

 

Cara Optimasi Profil LinkedIn Agar Auto Dilirik HRD

  1. Tulis Pengenalan Diri yang Singkat Namun Tepat
  2. Detailkan Pengalaman yang Kamu Punya
  3. Cantumkan Skill yang Relevan dan Dapatkan Skill Endorsement
  4. Mintalah Rekomendasi Dari Rekan Kerja atau Kolegamu
  5. Dapatkan LinkedIn Skill Assessment Badge atau Sertifikasi
  6. Tambah Jumlah Koneksi yang Kamu Miliki
  7. Bagikan Unggahan Secara Rutin

 

Tulis Pengenalan Diri yang Singkat Namun Tepat

 

Agar siapa saja yang mengunjungi profilmu bisa mengerti siapa kamu dan apa bidang keahlianmu, pengenalan diri yang singkat namun jelas dan tepat sangat diperlukan.

Untuk menciptakan pengenalan diri semacam ini, kamu bisa menggunakan 2 section pada profilmu, yakni About dan Featured.

Pada bagian About, kamu bisa menuliskan deskripsi singkat tentang siapa kamu. Disarankan, kamu menuliskan nama dan bidang keahlianmu, berapa lama pengalamanmu bekerja, beberapa sertifikasi atau penghargaan yang kamu miliki jika ada, dan apa filosofi kerjamu.

Sedangkan, pada bagian Featured, kamu bisa mengunggah CV dan beberapa sample atau portofolio kerjamu.

Sangat disarankan untuk mengunggah dokumen dalam format .pdf jika terdiri atas lebih dari satu lembar. Tujuannya agar dokumenmu dapat berbentuk carousel.

 

Detailkan Pengalaman yang Kamu Punya

 

Selanjutnya, penting bagimu untuk menuliskan detail pengalaman yang kamu punya. Pengalaman ini mencakup pengalaman kerja, pendidikan, voluntary (jika ada), pengalaman publikasi, dan lainnya.

Tulis dan urutkan pengalamanmu berdasarkan mana yang terbaru hingga terusang pada bagian Experience.

Pun, jangan lupa untuk membubuhkan informasi penting yang harus ada di pengalamanmu. Beberapa informasi ini bisa berbentuk macam-macam.

Namun, yang dianggap paling baik dan mencakup hal-hal yang penting ialah 1 paragraf deskripsi berisikan 2 hingga 3 kalimat pendek guna merangkum pengalamanmu.

Setelah itu, cantumkan setidaknya lima job tasks beserta impact atau result yang kamu hasilkan. Tuliskan hasil ini dalam angka atau persentase, dengan metrik yang mudah dipahami.

Misalkan, kamu bekerja sebagai seorang telesales, kamu bisa menuliskan tugas berupa riset dan mencari leads untuk kebutuhan pre-sales, dengan tingkat konversi leads menjadi prospek sebesar 16%.

 

Cantumkan Skill yang Relevan dan Dapatkan Skill Endorsement

 

Pada LinkedIn, terdapat satu section di mana kamu bisa mencantumkan berbagai skill yang kamu miliki.

Skill yang kamu cantumkan bisa berupa hard skill dan soft skill, baik bersifat spesifik pada bidang tertentu, kecakapan menggunakan platform, skill diri dan kepemimpinan, dan lain-lain.

Namun, perlu digarisbawahi, hanya karena kamu bisa banyak hal, bukan berarti kamu harus mencantumkan semua kebolehan yang kamu punya.

Cantumkan apa saja yang relevan dengan bidangmu saat ini dan dibutuhkan atau relevan dengan kebutuhan perusahaan.

Selanjutnya, untuk membuat daftar skillmu makin terpercaya, kamu bisa menambahkan skill endorsement juga.

Skill endorsement bisa didapatkan dari koneksimu di LinkedIn. Kamu bisa mengajak barter koneksimu atau meminta tolong kepada mereka untuk memberikanmu endorsement.

 

Mintalah Rekomendasi Dari Rekan Kerja atau Kolegamu

 

Selain skill endorsement, koneksi di LinkedIn juga bisa membantumu dalam hal lainnya, yakni memberikan rekomendasi.

Singkat kata, rekomendasi pada LinkedIn ini mirip seperti testimoni atas seperti apa dirimu dan bagaimana cara kerjamu. Rekomendasi sendiri sangat dibutuhkan untuk background atau reference check.

Sama halnya dengan skill endorsement, kamu bisa melakukan barter dengan koneksimu atau meminta tolong kepada mereka untuk memberikan rekomendasi.

Namun, sebaiknya kamu meminta rekomendasi semacam ini kepada koneksi di LinkedIn yang benar-benar mengenal dirimu dan pernah bekerja bersamamu.

Pasalnya, orang yang kenal dan pernah bekerja denganmu akan berpotensi lebih mampu memberikan rekomendasi yang lebih spesifik dan berkualitas dibandingkan dengan yang tidak.

 

Dapatkan LinkedIn Skill Assessment Badge atau Sertifikasi

 

Selain skill endorsement, kamu juga memperoleh Skill Assessment Badge untuk membantu membuktikan bahwa kamu memang memiliki kemampuan di bidang itu.

LinkedIn Skill Assessment Badge adalah bukti verifikasi yang diberikan LinkedIn terhadap skillmu setelah kamu berhasil lulus dari kuis singkat yang diberikan LinkedIn.

Assessment Badge ini tidak hanya membuat profilmu makin profesional, namun juga membuat profilmu lebih direkomendasikan pada pencari ketika mencari pengguna dengan skill tertentu.

Namun, sayangnya, LinkedIn Assessment Badge tidak mencakup semua skill yang ada di dunia kerja. Beberapa skill tidak tercantum dalam Skill Assessment sehingga dibutuhkan metode verifikasi lain untuk meyakinkan bahwa kamu memiliki kualifikasi di bidang tersebut.

Untuk itu, kamu bisa memasukkan sertifikasi kemampuanmu pada bagian Licenses & Certifications. Untuk memperoleh sertifikasi yang relevan dengan skillmu, kamu bisa mengikuti digital course atau mengambil tes pada platform tes berbayar maupun gratis, seperti Hubspot Academy.

 

Tambah Jumlah Koneksi yang Kamu Miliki

 

Meski diperuntukkan untuk kebutuhan profesional, pada dasarnya LinkedIn ialah jejaring sosial.

Karenanya, jumlah dan siapa koneksi yang kamu miliki bersifat penting. Semakin banyak dan baik koneksi yang kamu miliki, maka makin besar kemungkinan kamu dilirik HRD.

Karenanya, sangat penting bagimu untuk mengembangkan koneksi yang kamu miliki. Cara termudahnya, kamu bisa menambah orang-orang yang kamu kenal di dunia nyata sebagai koneksimu di LinkedIn.

Atau, kamu bisa juga menambahkan orang-orang yang menggeluti bidang kerja yang sama denganmu, manager atau posisi managerial lain yang kemungkinan menjadi user kamu, dan juga HRD sebagai koneksimu.

Tetapi, ingat, memperluas koneksi bukan berarti kamu tiba-tiba bisa menambahkan banyak orang sekaligus dalam satu waktu yang sama, ya.

LinkedIn memberikan batasan penambahan koneksi pada setiap pengguna sebesar 100 permintaan koneksi baru setiap minggunya.

 

Bagikan Unggahan Secara Rutin

 

Sama halnya dengan jejaring sosial lainnya, kamu juga harus aktif di LinkedIn untuk membangun citramu.

Caranya terbaiknya ialah dengan mengunggah sesuatu secara rutin dan berkala. Kamu bisa mengunggah opinimu terhadap sesuatu atau berbagi insight terkait skill dan sesuatu yang berhubungan dengan dunia kerja atau bidangmu.

Namun, jika kamu kurang percaya diri dengan hal itu, kamu bisa aktif berdiskusi pada unggahan populer tertentu dan/atau membagikan unggahan orang lain pada profilmu menggunakan fitur Share.

Penting untuk diketahui, jika kamu mengunggah sesuatu kemudian ada pengguna lain yang menyukai, mengomentari, atau membagikan unggahanmu, maka unggahanmu berpotensi besar dapat dilihat oleh pengguna lain yang merupakan koneksi orang tersebut dan bukan koneksimu.

Alhasil, profilmu akan lebih mudah diketahui orang lain, sehingga kamu lebih mudah untuk memperluas jaringan koneksi yang kamu miliki.

Tetapi, penting juga untuk diperhatikan, sebaiknya kamu tidak melakukan spam, seperti mengunggah terlalu banyak hal dalam satu waktu yang sama. Alasannya sederhana, siapa yang menyukai spam?

Bukannya mendapatkan koneksi, yang ada kamu dilaporkan karena spam.