Share

Baguskah Hustle Culture Saat Bekerja? Ini Penjelasan lengkapnya!

Baguskah Hustle Culture Saat Bekerja? Ini Penjelasan lengkapnya!
Date: 17 October 2022
Author: Doddy Dwi Wahyuwono

Selain sering mendengarkan tentang tren Quiet Quitting, pastinya kamu sering mendengarkan tentang tren Hustle Culture bukan?

Bisa dibilang tren Quiet Quitting dan Hustle Culture akhir-akhir sering menjadi pembicaraan apalagi khususnya dalam dunia kerja loh.

Jika sebelumnya kita sudah mendengarkan penjelasan tentang tren Quiet Quitting, pastinya kali ini kamu ingin mengetahui apa itu tren Hustle Culture bukan?

Berikut ini penjelasan tentang Hustle Culture dan juga berbagai dampak buruknya untuk orang-orang yang menerapkan tren ini, yuk simak!

Apa Itu Hustle Culture?

Secara sederhana dan singkat Hustle culture dapat diartikan sebagai gaya hidup seseorang yang terus bekerja dan hanya beristirahat dengan waktu yang singkat. 

Biasanya hustle culture terjadi karena orang tersebut menjalankan budaya yang dimana merasa bahwa dengan melakukannya akan membuat dirinya sukses.

Biasanya orang-orang yang menerapkan tren hustle culture sering dinamakan workaholic atau gila kerja.

Di Indonesia sendiri, hustle culture ini sering dikaitkan dengan budaya kerja para karyawan di perusahaan rintisan teknologi dengan ritme kerja yang sangat cepat (fast-paced). 

Bukan hanya ritme kerja yang cepat, bekerja lebih dari ketentuan jam kerja juga seringkali dialami oleh para pekerjanya. 

Dampak Buruk Hustle Culture

Ada beberapa dampak buruk bagi orang yang menjalankan hustle culture. Berikut adalah penjelasan berdasarkan penelitian yang dilakukan. 

Penelitian pertama tentang dampak buruk hustle culture berasal dari penelitian Mental Health Foundation, dimana sekitar 14,7% pekerja di Inggris mengalami gangguan kesehatan mental akibat stres bekerja. 

Penelitian lain mengatakan, negara Jepang menunjukan angka pekerja yang mengalami gangguan kesehatan dan mental lebih tinggi 3x dari rata-rata negara di dunia. 

Terakhir dilansir dari Jurnal Occupation Medicine, orang dengan jam kerja yang lebih panjang akan mengalami depresi dan gangguan tidur. 

Hustle culture ini juga dapat memberikan dampak buruk bagi kehidupan sosial karena tidak memiliki waktu untuk kehidupan sosial maupun kehidupan pribadi. 

Tentunya bekerja dengan baik dan benar sangat patut dilakukan. Namun, kamu harus mengetahui batasan yang ada dan jangan sampai bekerja terlalu berlebihan sampai memaksakan diri yah.

Dalam menyikapi budaya hustle culture atau gila kerja ini sendiri ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan dengan mudah yah.

Pertama, tidak membandingkan diri dengan orang lain. Setiap orang memiliki waktunya masing-masing untuk mencapai kesuksesan, bisa dalam waktu yang singkat maupun waktu yang panjang.

Kesuksesan setiap orang tidak dapat dibandingkan karena proses dan faktor yang mendukungnya pun berbeda-beda. Oleh karena itu, pastikan kamu tetap berkembang dan lebih baik dari hari ke hari.

Kedua, mencari hobi di luar pekerjaan bisa menjadi salah satu solusi menyikapi hustle culture. Kamu dapat menenangkan dan menyenangkan hati dan perasaan dengan menjalani hobi atau kegiatan lain selain bekerja. Jika tidak memiliki aktivitas lain selain bekerja, maka Anda akan terbiasa untuk bekerja di waktu luang.

Kamu juga harus paham atas batasan dan kapasitas diri. Jika dirasa fisik dan mental sudah lelah bekerja, maka kamu dapat beristirahat sebentar dan mencari hiburan sejenak. Hindari menunda pekerjaan agar terhindar dari pekerjaan yang tak kunjung usai dan perlu menyelesaikannya di hari libur atau waktu luang.

Nah, jadi kamu sudah paham bukan bagaimana hustle culture itu dan bagaimana dampak serta cara menyikapinya saat ini?

Kamu yang ingin mencari berbagai tips seputar dunia kerja tentunya bisa mengunjungi SPESolution.com karena banyak tips diberikan disana khususnya dalam dunia kerja loh!