7 Tips Persiapan Wawancara Kerja di Startup untuk Milenial dan Gen Z
Date: 1 December 2021
Author: Doddy Dwi Wahyuwono
Bagi Milenial dan juga Gen Z, wawancara kerja mungkin menjadi salah satu tantangan terbesar dalam memperoleh pekerjaan. Di beragam jenis perusahaan, apapun.
Entah dikarenakan gugup, kurangnya persiapan, atau minimnya pengalaman, wawancara kerja seringkali menjadi tahap di mana para kandidat ini gugur.
Termasuk di perusahaan startup.
Banyak kandidat Milenial dan Gen Z yang melamar kerja di startup. Dan tidak sedikit pula yang tidak diterima setelah menjalani proses wawancara.
Jadi bagaimana cara menjalani proses wawancara kerja dengan baik?
Simak selengkapnya tips persiapan wawancara kerja di startup untuk Milenial dan Gen Z berikut.
Tips Persiapan Wawancara Kerja di Startup untuk Milenial dan Gen Z
- Pelajari berbagai hal tentang perusahaan dan pekerjaan yang kamu lamar
- Cetak, bawa, atau persiapkan dokumen yang dibutuhkan dan mungkin dibutuhkan
- Pikirkan beberapa pertanyaan yang mungkin ditanyakan beserta beberapa alternatif jawabannya
- Pelajari diksi-diksi yang tepat untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
- Sebisa mungkin bawa alat tulismu sendiri
- Berpakaian dan berpenampilan rapi
- Siapkan pertanyaan yang ingin kamu tanyakan
Pelajari berbagai hal tentang perusahaan dan pekerjaan yang kamu lamar
Hal pertama yang akan sering ditanyakan dalam wawancara kerja ialah terkait perusahaan dan pekerjaan yang dilamar.
Untuk itu, penting mengetahui dan memahami seluk beluk perusahaan dan posisi tersebut. Mudahnya, kamu bisa menggali informasi-informasi ini dari website dan media sosial perusahaan, berita (jika ada), forum pencari kerja, dan berbagai kanal lain yang ada.
Biasanya, pertanyaan-pertanyaan terkait perusahaan akan banyak ditanyakan oleh HRD.
Pertanyaan-pertanyaan yang umumnya ditanyakan HRD terkait perusahaan ialah:
- Dari mana kamu mengetahui tentang perusahaan ini
- Mengapa kamu memutuskan untuk melamar kerja di perusahaan ini
- Hal apa dari perusahaan ini yang menarik perhatianmu
- Apa yang ingin kamu dapatkan dari perusahaan jika kamu sudah diterima bekerja di sini
- Dan banyak lagi
Sedangkan, pertanyaan-pertanyaan terkait posisi yang kamu lamar umumnya ditanyakan oleh user.
Contoh pertanyaannya seperti:
- Apa saja pengalaman dan kemahiranmu dengan bidang kerja terkait
- Bagaimana pendapatmu tentang suatu problem tertentu dan apa solusi yang bisa kamu tawarkan
- Apakah kamu bisa melakukan atau mengoperasikan sesuatu yang berhubungan dengan bidang kerja ini
- Jika kamu diterima bekerja di sini, hal apa saja yang bisa kamu tingkatkan pada bidang ini
- Dan banyak lagi, biasanya studi kasus terkait bidang yang kamu lamar
Cetak, bawa, atau persiapkan dokumen yang dibutuhkan dan mungkin dibutuhkan
Ketika menjalani wawancara kerja, baik secara online maupun offline, kamu seringkali akan diminta menyertakan atau menunjukkan dokumen-dokumen tertentu.
Jika kamu melupakan satu atau dua dokumen yang dibutuhkan ini, bisa jadi akibatnya fatal.
Misalnya, kamu memberikan klaim bahwa kamu memiliki sertifikasi kerja A, namun ketika ditanya buktinya kamu gagal memberikan bukti terkait.
Maka dari itu, penting untuk mempersiapkan segala dokumen yang dibutuhkan, dan mungkin dibutuhkan, dalam wawancara kerja.
Contohnya ialah sebagai berikut:
- Curriculum vitae (CV)
- Surat lamaran kerja
- Sertifikat pendidikan atau kompetensi tertentu
- Portofolio kerja
- Dokumen paklaring
- Surat keterangan sehat
- SKCK
- Dan beragam dokumen lainnya
Pikirkan beberapa pertanyaan yang mungkin ditanyakan beserta beberapa alternatif jawabannya
Memang, setiap wawancara kerja menyertakan pertanyaan yang berbeda-beda.
Namun, ada juga pertanyaan-pertanyaan yang ditengarahi sering muncul dalam berbagai wawancara di beragam jenis perusahaan.
Bukan karena pertanyaan ini bersifat template, namun alasannya ialah pertanyaan ini bersifat krusial guna mengenali kandidat lebih lanjut.
Beberapa pertanyaan yang umum muncul dalam wawancara kerja ialah:
- Apa rencana hidupmu dalam 5 tahun ke depan / di titik mana kamu melihat dirimu dalam 5 tahun ke depan
- Mengapa perusahaan harus memilih dirimu dan bukan kandidat lain
- Apa yang ingin kamu dapatkan dari perusahaan dan apa yang bisa kamu berikan pada perusahaan
- Bagaimana jika kamu diberi tanggungjawab mengerjakan tugas di luar pekerjaan utamamu
- Apakah kamu bisa melakukan multitasking
- Apa yang akan kamu lakukan jika kamu sedang menangani beberapa jenis pekerjaan dalam waktu bersamaan
- Apa saja value yang penting dalam hidupmu
- Apakah kamu berkenan mengikuti ketentuan tertentu dari perusahaan
- Dan banyak lagi
Pelajari diksi-diksi yang tepat untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
Terkadang, perusahaan yang mewawancaraimu akan menanyakan beberapa pertanyaan yang akan memberikan nilai minus bagimu jika tidak dijawab dengan diksi yang tepat.
Seperti, misalnya, kamu sedang bekerja untuk satu perusahaan tertentu dan ditanyai mengapa kamu memutuskan untuk melamar ke perusahaan lain padahal kamu sudah memiliki pekerjaan.
Jika kamu menjawab dengan pernyataan yang berkonotasi buruk pada perusahaanmu sekarang, bisa-bisa itu menjadi nilai buruk saat wawancara.
Pasalnya, informasi seperti itu sifatnya cukup rahasia dan terbilang subyektif. Bisa jadi kamu dicap sebagai pekerja yang memang bermasalah dan suka menjelek-jelekkan perusahaan.
Kalau kamu berhadapan dengan pertanyaan semacam itu, coba ubah perspektif jawabanmu dan gunakan diksi yang berkonotasi lebih positif.
Seperti, misalnya, kamu ingin mencari tantangan baru yang tidak lagi kamu temukan di perusahaan lama. Atau, kamu ingin meningkatkan kemampuanmu dengan bekerja di perusahaan dengan skala, tingkat kebutuhan, dan kesulitan yang lebih tinggi.
Sebisa mungkin bawa alat tulismu sendiri
Mungkin hal ini akan terdengar tidak cukup penting bagimu atau HRD tertentu.
Namun, bagi pewawancara yang sangat detil dan teliti, hal ini bisa jadi memberikan nilai tersendiri.
Ada kalanya, ketika wawancara, kamu akan diminta untuk mengerjakan atau mengisi hal tertentu.
Dan, membawa serta menggunakan alat tulismu sendiri dalam hal ini akan sedikit mengindikasikan bahwa kamu adalah orang yang teliti dan mempersiapkan segala sesuatu sampai matang.
Detail-detail semacam ini ialah hal yang seringkali dibutuhkan dalam sebuah perusahaan, khususnya startup.
Maka dari itu, sebisa mungkin, bawalah alat tulismu sendiri.
Berpakaian dan berpenampilan rapi
Dalam beberapa lowongan pekerjaan tertentu, mungkin kamu akan menemui ketentuan “berpakaian dan/atau berpenampilan rapi dan menarik.”
Seringkali, ketentuan seperti ini bukan mengindikasikan bahwa kamu diharuskan memiliki standar kerupawanan fisik tertentu.
Namun, biasanya, hal ini menginformasikan bahwa kamu harus mengenakan pakaian kerja yang rapi dan berpenampilan layaknya pekerja.
Bukannya tak beralasan, namun seringkali penampilan menjadi indikasi kedewasaan dan kesiapan seseorang dalam dunia kerja.
Dengan kata lain, ibaratnya berpenampilan rapi mengindikasikan kamu setidaknya tahu bagaimana menampilkan versi terbaik dirimu dalam pekerjaanmu.
Siapkan pertanyaan yang ingin kamu tanyakan
Biasanya, di akhir sesi wawancara kerja, kamu akan diberikan kesempatan untuk menanyakan segala sesuatu yang berhubungan dengan wawancara, perusahaan, dan pekerjaan yang kamu lamar.
Banyak kandidat cenderung menyia-nyiakan dan meremehkan kesempatan ini.
Padahal, jika dimanfaatkan dengan tepat, mengajukan pertanyaan mampu menunjukkan antusiasme dan kemampuan berpikir kritis yang kamu miliki.
Pun, perusahaan akan merasa kamu menyimak sesi wawancara yang baru saja kamu jalani.
Namun, kalau kamu mengajukan pertanyaan yang terlalu tidak masuk akal, hal ini justru akan membuatmu memperoleh penilaian yang buruk.
Seperti, misalnya, setelah wawancara kamu baru menanyakan apa alamat website perusahaan. Informasi seperti ini sepatutnya kamu cari saat melamar atau sebelum wawancara, bukan setelahnya.