5 Cara Menjadi Bisnis yang Data Driven
Date: 17 December 2021
Author: Doddy Dwi Wahyuwono
Dewasa ini, banyak hal yang berubah dalam dunia bisnis. Salah satunya ialah terkait penggunaan, perlindungan, dan pemanfaatan data.
Dalam dunia bisnis, data kini memiliki peranan penting, terutama dalam proses pengambilan keputusan, penentuan kebijakan, dan pengembangan produk atau layanan.
Dan, karena kesadaran akan kegunaan data sudah semakin tinggi, belakangan ini berbagai bisnis mulai berlomba-lomba untuk menjadi data driven.
Lalu, apa yang dimaksud dengan bisnis yang data driven? Dan bagaimana cara menjadi bisnis yang data driven? Mari kita bahas.
Daftar Isi
Apa itu data driven
Sederhananya, data driven ialah sebuah metode yang menitikberatkan pengambilan keputusan dan eksekusi pekerjaan berdasarkan data.
Segala informasi yang berhasil diekstrak dan divalidasi keabsahannya akan menjadi acuan dan haluan bisnis dalam menentukan langkah atau strategi berikutnya.
Untuk melakukan hal tersebut, bisnis perlu memahami tata cara analisis yang tepat, sumber data dan dokumentasi data yang baik, skill analitik dan posisi yang dibutuhkan, beserta berbagai hal lainnya agar dapat menjadi bisnis yang data driven.
Cara menjadi bisnis yang data-driven
Cara menjadi bisnis yang data driven memang tidak sepenuhnya mudah, namun beberapa hal ini ialah apa yang bisa dilakukan oleh bisnis.
Miliki mindset yang tepat terkait data
Sebelum bertransformasi untuk menjadi sesuatu yang baru, bisnis harus memiliki landasan pemikiran yang tepat.
Dengan kata lain, untuk menjadi bisnis yang data driven, yang pertama kali harus dilakukan oleh bisnis ialah membangun mindset tentang data itu sendiri.
Bisnis, secara holistik, harus memahami harga sebuah data, bagaimana cara memanfaatkannya, serta bagaimana cara mengolahnya.
Untuk itu, diperlukan pula proses manajemen data yang baik, oleh tenaga kerja yang berkompeten pula. Dan, penting bagi seluruh karyawan bisnis untuk menggunakan dan menjaga keamanan serta kerahasiaan data dengan lebih bijak.
Buat ekosistem kerja menjadi serba digital
Sebelum menjadi bisnis yang data driven, bisnis tersebut harus menjadi ramah terlebih dahulu, spesifiknya menjadi ekosistem yang mendukung penggunaan data.
Jika berbicara ekosistem yang tepat, maka ekosistem digital ialah jawabannya.
Bisnis harus segera mempercepat proses adopsi dan migrasi ekosistem kerja konvesional ke ekosistem kerja digital, atau berbasis cloud.
Tujuannya agar bisnis tidak hanya mengenali data yang berada pada lingkar luar bisnis itu sendiri, tapi juga internal perusahaan juga.
Dengan mengetahui data terkait internal perusahaan seperti performa beserta bottleneck dari produktivitas bisnis, maka bisnis dapat mengambil tindakan dan mengoptimasi hal yang memang krusial dan diperlukan.
Rekrut posisi yang berkaitan dengan data
Merekrut posisi yang berkaitan dengan data juga penting untuk menjadi bisnis yang data driven.
Beberapa posisi yang bisa direkrut antara lain:
- CDO (Chief Data Officer). Posisi ini mungkin tidak populer 10 tahun lalu. Namun, 10 tahun mendatang, seyogyanya bisnis memiliki CDO sendiri. CDO akan menjadi akar fungsi data management, menangani stategi pengumpulan, pengelolaan, analisis, dan proyeksi berdasarkan data.
- Data Analyst. Data analyst ialah pekerja yang bertanggungjawab untuk menganalisis data historis yang sudah ada, dan menerjemahkannya ke dalam deskripsi. Tujuannya agar bisnis lebih mengetahui penyebab dari suatu fenomena tertentu yang telah terjadi dan dapat menjadikannya sebagai acuan pengambilan keputusan di lain hari.
- Data Scientist. Data scientist adalah pekerja yang menangani kebutuhan data science dan bekerjasama dengan data analyst. Perbedaannya, data scientist bertanggungjawab untuk membuat proyeksi hal tertentu berdasarkan data yang sudah dimiliki dan dianalisis. Tujuannya agar bisnis lebih mengetahui gambaran masa depan bisnis berdasarkan performa mereka yang sudah-sudah.
- Data Engineer. Jika data analyst dan data scientist bertugas untuk menganalisis dan menerjemahkan data, maka data engineer bertugas untuk membangun, mengelola, dan mengembangkan infrastruktur penyimpanan dan pengelolaan data. Tanpa peran data engineer, bisa jadi database yang dimiliki suatu bisnis akan berantakan. Hal ini tentunya akan menyulitkan pekerja lainnya, khususnya yang berhubungan dengan data.
- Dan banyak lagi.
Buat sistem database yang teratur
Sistem database yang teratur menjadi sebuah keharusan jika bisnis ingin benar-benar menjadi data driven.
Tanpa sistem database yang teratur, bisnis akan menjumpai banyak kendala dalam menyimpan dan mengolah data yang mereka miliki.
Bisa jadi data akan hilang atau tidak tersimpan dengan baik sehingga sulit dicari. Akhirnya, hal ini akan memberikan waktu tambahan yang hanya menyulitkan bisnis itu sendiri dalam memproses data yang dimiliki.
Dalam pengelolaan database ini, bisnis dapat mengandalkan peran seorang data engineer.
Tidak sampai di situ saja, data engineer juga bisa mengelola pipeline atau data warehouse.
Percayai data, jangan hanya prasangka
Terakhir, dan yang paling penting, ialah bisnis harus belajar untuk lebih condong percaya pada data, bukan prasangka atau asumsi.
Hal ini terdengar mudah. Nyatanya, lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Terlebih bagi bisnis yang selama ini lebih sering mengandalkan intuisi tiap individunya masing- masing.
Namun, meskipun bisnis harus mempercayai data, sebaiknya bisnis juga tidak mempercayai data secara buta.
Hal ini karena satu sumber data bisa saja memiliki limitasi tertentu. Limitasi ini bisa jadi merupakan variabel penting yang, jika ada, bisa mempengaruhi hasil temuan data beserta analisisnya.
Maka dari itu, penting bagi bisnis untuk memiliki data tandingan yang bisa dijadikan bahan komparasi dan pertimbangan lebih lanjut, sebelum pengambilan keputusan.
Kesimpulan: Cara menjadi bisnis yang data-driven
Kesimpulan cara menjadi bisnis yang data driven adalah:
- Miliki mindset yang tepat terkait data
- Buat ekosistem kerja menjadi serba digital
- Rekrut posisi yang berkaitan dengan data
- Buat sistem database yang teratur
- Percayai data, jangan hanya prasangka
Memang, menjadi bisnis yang data driven saat ini bisa dibilang sebagai sebuah tren yang sedang naik daun.
Namun, beberapa tahun kemudian, diprediksi bahwa menjadi bisnis yang data driven bukan lagi sekadar ajang gaya-gayaan, namun memanglah sebuah keharusan.