10 Plus Minus Bekerja di Perusahaan Startup di Tahun 2022
Date: 2 February 2022
Author: Doddy Dwi Wahyuwono
Dalam beberapa tahun belakangan, bekerja di perusahaan startup menjadi salah satu opsi karir yang paling diminati oleh para kandidat kerja. Terlebih dari generasi Z dan milenial.
Baik fresh graduate hingga yang sudah berpengalaman sekalipun, startup menjadi salah satu destinasi kerja incaran bagi berbagai kalangan.
Hal ini bukannya tak beralasan. Startup menawarkan suasana kerja yang cenderung lebih asyik dan dinamis, bersamaan dengan berbagai benefit yang juga diberikan oleh perusahaan besar.
Namun, ternyata bekerja di startup tidak sepenuhnya manis. Selain ada kelebihan, bekerja di perusahaan startup juga ada kekurangan.
Kalau di tahun 2022 ini kamu ingin bekerja di perusahaan startup, ada plus dan minus startup yang wajib kamu pertimbangkan.
5 Kelebihan Bekerja di Startup di Tahun 2022
- Jam dan tempat kerja lebih fleksibel
- Kesempatan mengeksplorasi dan belajar hal baru
- Lingkungan kerja yang menyenangkan
- Pengembangan diri tidak hanya seputar skill kerja
- Bebas berdiskusi dengan siapa saja
5 Kekurangan Bekerja di Startup di Tahun 2022
- Tempo kerja yang serba cepat
- Kemampuan beradaptasi harus tinggi
- Beban kerja yang umumnya tinggi
- Tuntutan multitasking dan bekerja di luar bidang
- Harus pandai menerapkan work-life balance
5 Kelebihan Bekerja di Startup di Tahun 2022
Bekerja di startup memiliki segudang kelebihan. Mulai dari yang berhubungan dengan peraturan hingga kultur perusahaan itu sendiri.
Dari berbagai kelebihan tersebut, berikut 5 kelebihan bekerja di startup.
Jam dan tempat kerja lebih fleksibel
Salah satu kelebihan dari bekerja di startup ialah fleksibilitas waktu dan tempat kerja yang kamu dapatkan.
Meskipun jam kerja di startup telah ditentukan layaknya perusahaan-perusahaan lain, namun kamu tidak harus bekerja secara penuh pada jam tersebut. Asalkan pekerjaanmu sudah selesai, kamu bisa memanfaatkan sisa waktu yang ada untuk rehat maupun melakukan aktivitas lain yang umumnya tidak bisa kamu lakukan saat bekerja.
Begitu juga dengan tempat kerja. Saat ini, sudah banyak perusahaan startup yang mengadopsi sistem kerja WFH (work from home) dan WFA (work from anywhere). Sehingga, kamu bisa bekerja dari rumah atau di kafe, co-working space, atau bahkan sambil staycation jika kamu mau.
Tapi, perlu digarisbawahi, kamu masih harus melaksanakan tanggungjawab dan menaati ketentuan yang ditetapkan, ya.
Kesempatan mengeksplorasi dan belajar hal baru
Kalau kamu suka mengeksplorasi dan belajar hal-hal baru setiap waktu, maka startup adalah perusahaan yang tepat untukmu.
Dalam sebuah startup, kamu seringkali akan berhadapan dengan hal-hal baru yang silih berganti. Baik dari segi teknologi, strategi, maupun hal-hal lainnya.
Dan, biasanya, hal baru ini tidak hanya datang dari atasan kepadamu. Kamu juga sangat bisa mengajukan sesuatu yang baru pada atasanmu.
Tentunya, hal ini akan sangat bermanfaat bagi perkembanganmu, terlebih jika kamu ialah seorang pribadi yang aktif, inovatif, dan kreatif.
Di perusahaan konvensional, hal ini cenderung lebih sulit untuk dilakukan. Biasanya hal baru harus melalui proses persetujuan yang panjang dengan berbagai pihak sebelum akhirnya dirundingkan oleh tim management.
Lingkungan kerja yang menyenangkan
Lingkungan kerja startup bisa dibilang sangat menyenangkan. Baik lingkungan dan ruangan kerja di kantor atau suasana kerjanya, tiap startup cenderung memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Umumnya, lingkungan kerja startup jauh dari kata formal. Kantor-kantor formal mungkin akan berisi kubikel-kubikel dan berbagai piranti kerja saja.
Namun, di startup, kamu akan sering menjumpai berbagai ruang yang digunakan untuk aktivitas rekreasional. Misalnya ruang game, ruang olahraga, dan bahkan ruang tidur.
Pun, dari segi situasi dan suasana kerjanya, startup bisa dibilang tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang berbau pekerjaan formal.
Misalnya dari segi pakaian. Di startup, kamu akan dibebaskan untuk berpakaian dan mengekspresikan dirimu. Tidak melulu harus kemeja dan dasi.
Pengembangan diri tidak hanya seputar skill kerja
Seringnya, pelatihan-pelatihan di kantor akan berkaitan dengan pelbagai pengembangan skill kerja. Tetapi, tidak di startup.
Umumnya, pelatihan dan jenis kegiatan lain di startup memiliki topik yang bermacam-macam.
Ada yang membahas pelatihan skill kerja. Ada yang mengulas tips-tips pengembangan diri seperti menabung. Ada juga forum yang mendiskusikan hobi.
Di startup, kegiatan pengembangan diri tidak hanya dipandang sebagai ajang untuk meningkatkan skill set dan kemampuan yang kamu miliki.
Melainkan, kegiatan ini juga dijadikan sebagai ajang aktualisasi dan pengekspresian diri.
Mungkin terdengar sederhana, tapi hal-hal semacam ini bisa membuat karyawan lebih termotivasi dan bahagia di lingkup kerjanya.
Bebas berdiskusi dengan siapa saja
Di sebuah perusahaan konvensional, ruang diskusi dan bertukar pikiranmu biasanya akan sangat terbatas. Jika kamu seorang staff, kemungkinan kamu baru bisa berdikusi dengan sesama rekan staff, leader, atau supervisormu.
Namun, di startup, batasan-batasan birokrasi ini acapkali tak begitu nampak. Alhasil, kamu bebas berdiskusi dengan siapapun, semaumu.
Pun, biasanya kebebasan diskusi dan bertukar pikiran ini tidak hanya sebatas antara staff dan manager dalam satu divisi yang sama.
Kamu pun bisa menjangkau divisi lain sehingga perspektif yang kamu dapatkan akan lebih luas.
Namun, ingat, kamu tetap harus memperhatikan waktu luang dan tata krama saat mengundang kolegamu untuk berdiskusi ya.
5 Kekurangan Bekerja di Startup di Tahun 2022
Kendati memiliki berbagai nilai plus, bekerja di startup tidak selamanya mengasyikkan.
Startup juga memiliki kekurangannya sendiri yang, bagi sebagian orang, mungkin akan berdampak secara signifikan dalam karirnya.
Kekurangan yang dinilai paling signifikan dari bekerja di startup ialah sebagai berikut.
Tempo kerja yang serba cepat
Di startup, seringkali banyak hal terjadi dalam waktu yang berdekatan dan berubah dengan instan.
Contohnya, ketika kamu sedang mengerjakan suatu proyek tertentu, tak jarang kamu tiba-tiba akan diberikan mandat mengerjakan proyek lainnya dalam waktu yang bersamaan.
Dalam hal ini, kamu dituntut tidak hanya menjadi serba cepat, namun juga serba tepat.
Artinya, kamu diharapkan bisa menyelesaikan tugas tepat pada waktu yang diestimasikan dengan kualitas yang sebaik-baiknya.
Namun, tempo yang cepat ini tidak hanya berlaku untuk pekerjaan saja. Hal yang sama bisa berlaku pada suasana kantor yang juga pergantian rekan kerja yang baru.
Kemampuan beradaptasi harus tinggi
Dikarenakan banyak hal terjadi serba cepat, kamu harus bisa berproses dengan tempo yang sama pula.
Karenanya, kamu seringkali dituntut untuk memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Dengan kata lain, kamu harus pandai dalam mengelola dan mengatur segala aspek yang ada dalam kontrolmu untuk dapat menyesuaikan dengan lingkungan kerja sekitarmu.
Misalnya, jika kamu diberi tanggungjawab untuk mengerjakan tiga proyek dan menyelesaikannya dalam waktu yang hampir bersamaan, kamu harus lebih adaptif untuk mengkalkulasi dan menyesuaikan porsi kerjamu dan kualitas yang bisa kamu hasilkan.
Bagi yang cukup awam dengan hal-hal serupa, mungkin tuntutan ini akan terasa sangat sulit untuk dilakukan.
Beban kerja yang umumnya tinggi
Salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh para pekerja startup ialah beban kerja yang tinggi.
Dalam hal ini, beban kerja yang tinggi biasanya tidak hanya berasal dari satu aspek saja. Bisa saja, beban kerja dinilai dari segi kuantitas, kualitas, tenggat waktu, tingkat kesulitan, dan banyak lagi.
Pun, ada pula kejadian di mana beban kerja ini tidak menentu.
Terkadang, kamu akan menemui 1 bulan yang cukup santai. Namun, bulan berikutnya, bisa saja pekerjaanmu akan tiba-tiba menumpuk sehingga kamu harus mengambil lembur.
Ketidakpastian ini pula yang biasanya akan membuat beban kerja yang kamu miliki semakin berat.
Tuntutan multitasking dan bekerja di luar bidang
Tidak semua startup memiliki tim yang besar. Pun, dalam tim yang besar, tidak semua posisi pasti terisi.
Terkadang, ada posisi dengan bidang kerja yang cukup krusial, namun masih kosong dan tidak memiliki penanggungjawab tertentu.
Di startup, hal serupa umum terjadi. Dan, biasanya, tugas-tugas dari posisi yang kosong ini akan dimandatkan pada anggota tim lain yang dirasa mampu atau sedang tidak sibuk.
Dan lagi, tak jarang tugas-tugas tambahan yang diberikan ini tak beririsan dengan pekerjaan utamamu atau posisi yang kamu emban.
Sisi positifnya, skill set dan wawasanmu akan berkembang. Namun, di sisi lainnya, hal ini berpotensi menyita sebagian besar waktumu.
Harus pandai menerapkan work-life balance
Dengan berbagai kekurangan di atas, sangat berbahaya jika kamu terlampau larut dikonsumsi pekerjaanmu. Bisa-bisa, waktu dan tenagamu sehari-hari akan habis terkuras hanya untuk bekerja.
Oleh sebab itu, penting bagimu untuk menerapkan work-life balance.
Dalam menerapkan work-life balance, kamu harus pandai mengelola banyak hal. Mulai dari manajemen waktu, emosi, dan juga menjadi tegas kepada dirimu sendiri.
Work-life balance akan membantumu hidup seimbang dan lebih sehat meskipun diterpa pekerjaan yang bertubi-tubi.
Salah satu tujuannya agar kamu senantiasa sehat secara fisik, mental, dan emosional, serta tetap bisa produktif dalam menjalankan aktivitasmu sehari-hari.
Jika bukan kamu yang menerapkan work-life balance pada dirimu sendiri, lalu siapa lagi?